Jumat, 22 Mei 2009

Mantra, Ilmu Tradisi Suku Banjar

Suku Banjar mengenal sastra lisan dalam bentuk mantra yang dimaksudkan untuk memperoleh suatu kekuatan yang dapat menguntungkan bagi orang yang membacanya. Sastra lisan berupa mantra-mantra ampuh supaya setiap pekerjaan mendapatkan hasil yang cukup dan memuaskan berhubungan kerja yang akan dihadapi.

Misalnya: mantra menyadap nira, mantra menangkap buaya, mantra mengambil madu, mantra menjinakkan ular, mantra bisik semar, mantra untuk mempercantik wanita, mantra pembungkam, dan mantra yang cukup menakutkan namanya mantra kata mayat.

Mantra memaparkan tentang adat istiadat, kepercayaan, tradisi masa lampau, mata pencaharian, dan segala aspek kehidupan.

Pada mulanya mantra timbul dari imajinasi dalam alam kepercayaan animisme yang yakin adanya hantu dan benda-benda keramat. Mungkin karena suku banjar dulunya pernah menganut agama Kaharingan yang mengakui adanya dua kekuatan, kekuatan alam atas dan kekuatan alam bawah.

Mantra yang diucapkan bisa ilmu hitam dan ilmu putih. Para pemilik mantra ilmu putih biasanya para ulama, tuan guru, tatabiban(balai pengobatan tradisional) atau para dukun untuk mengobati penyakit yang datang menyerang. Sedangkan ilmu hitam seperti parang maya, balah saribu, gantung sarindit, dan tundik, pemiliknya tidak begitu diketahui masyarakat luas. Orang yang terkena mantra hitam ini akan sering sakit-sakitan, tidak sadar, gila, dan berbagai penyakit menakutkan tidak wajar lainnya.

Untuk suku Banjar yang menganut agama Islam penggunaan mantra selalu didahului dengan ucapan mantra Bismillah dan diakhiri La ilaha ilalah muhammad rasulullah.

Mantra untuk menjaga anak kecil dari gangguan roh jahat atau apabila diyakini sakitnya seorang anak akibat dari gangguan roh jahat, sebagai berikut:
" Bismilahhirahmannirrahim/Wahai parang, bilamana terjadi sesuatu nang kejahatan/Mangganggu kanak-kanak guring maka minta tulung pada para supaya parang manimpasakan kejahatannya/Barakat La Ilaha Illalah Muhammadarrasulullah."

Dalam pelaksanaan mantra ini disiapkan sebuah parang/mandau dibuat dengan tanda silang dengan kapur sirih(cacak burung). Parang tersebut diletakkan di bawah ayunan anak yang sedang tidur. Mantra dibaca sebanyak 3 kali, dan ditiupkan pada parang tersebut sebanyak tiga kali pula.

3 komentar:

  1. Hehehe... pertamax...

    Kalau bukan warga Blogspot dan kasih komen di Blogspot ini emang repot. Mesti isi macam2. Kalau di Wordpress, sekali saya login, saya bisa nyampah kemana-mana (sesama Wordpress) tanpa perlu ngetik Nama, Email dan Blogsite.

    Lagipula, berdasarkan pengamatan saya, Blogspot umum dipakai untuk ajang bisnis iklan dan adsense, bukan untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan.

    Gimana kalau nama blognya fietria.wordpress.com, kayanya masih available tuh...

    Salam.

    BalasHapus
  2. ga usah aja dehhh....ga jadi tuh.....

    ambil aja blognya... terusin yang benar ya...


    saya mau berbisnis dulu.....

    lagipula blogspot cuma buat orang-orang yang serius....hahaha...

    BalasHapus
  3. mas lambang, jika serius mau kasi ID dan passwordnya aku tunggu deh sms mas lambang di no hp aku 081545093832. Atau kirim lewat komentar di blog ini saja. karena disini emailnya ada gangguan. aku udah coba buka email tapi ga bisa.

    BalasHapus